DINAMIKA SISTEM POLITIK OTORITARIANISME ORDE BARU

Beragam studi yang pernah dilakukan mengenai Orde Baru, pada umumnya melahirkan beberapa label tentang politik Indonesia. Beberapa tersebut mencakup antara lain; "state-qua-state" dipopulerkan Benedict Anderson, "bureaucratic poliity" oleh Karl D. Jackson, pluralism" Donald Emmerson, authoritarianism" Dwight King, dan "limited pluralism"-nya William Liddle (Maclntyre 1990). Meskipun terdapat perbedaan pendapat antar mereka dalam menggambarkan namun sependapat bahwa aparat negara mendominasi arena mengontrol masyarakat. Kajian ini ingin menelaah bagaimana dinamika sistem otoritarianisme telah dipraktikkan Baru. Selain itu, kajian juga menjawab pertanyaan penting mengapa pemerintahan Soeharto memilih jalan sebagai politiknya?. menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kasus. Studi kasus diangkat adalah format Analisis data analisis deskriptif. Adapun teknik pengumpulan melalui pustaka dokumentasi teks-teks berkaitan objek penelitian. Dari hasil ditemukan hal. Pertama, kekuasaan Baru bercorak otoriter setidaknya berakar dari lima sumber utama, yaitu; represi; material terkonsentrasi; wacana partikularistik; subordinasi bisnis terhadap negara; pengendalian birokrasi sipil militer. Kedua, aspek stabilitas, Indonesia di bawah dapat dikatakan stabil karena gejolak politik, ekonomi, sosial tidak terjadi, atau jarang terjadi sepanjang Dengan demikian, stabilitas dikategorikan ke Sistem Otoritarianisme Terbuka. Ketiga, sengaja dipilih tujuan untuk mempermudah agenda-agenda pembangunan ekonomi. Dalam konteks ini, diperlukan terkendali sentralisme alat kontrol bagi penyelenggaraan kekuasaan.
 Kata Kunci; Otoritarianisme; Baru;